Jakarta macet. Siapa yang tak tahu tentang itu. Hampir semua warga Ibu Kota merasakannya. Terutama pada saat warga memulai aktivitas dan pulang kembali kerumah. Ya, itulah pagi dan sore hari jam-jam jalanan Ibu Kota sibuk melayani para pemakai jalan. Siapa yang tak penat, menunggu kemacetan berjam-jam. Apalagi setelah itu harus beraktivitas. Kemacetan Jakarta bagi masyarakat pengguna jalan ibu kota ini mungkin dapat dikatakan sudah bagaikan makanan sehari-hari. Kira-kira sampai kapan ya Jakarta terus macet.
Segala macam cara telah ditempuh oleh pemerinta Ibu Kota. Sejumlah solusi memang sudah disiapkan. Dari Monorel, Mass Rapid Transit (MRT), kebijakan electronic road pricing atau ERP, dan pembangunan jalan bebas hambatan. Tapi sangat sedikit dari semua rencana besar itu yang berjalan seperti Bus Transjakarta dan jalan layang yang kini sedang dibangun. Tapi belakangan ini kemacetan malah kian parah.
Memang jalan-jalan Ibu Kota sudah tak mampu membendung jumlah kendaraan yang kian hari kian banyak. Yah, kendaraan di Ibu Kota saja mencapai jumlah 11.362.396 unit kendaraan. Terlebih, perbandingan luas wilayah dengan jalan di Jakarta saat ini hanya 6,26 persen. Padahal, perbandingan ideal adalah 14 persen.
Saat ini ada tawaran baru utuk mengurangi kemacetan Jakarta yang ditawarkan oleh China yaitu, “Bus "mengangkang." Elevated Bus. Bus 'mengangkang' ini adalah salah satu skema futuristik China-- yang dianggap ramah lingkungan dan mampu mengurangi kemacetan tanpa harus menggusur bangunan untuk melebarkan jalan. Perusahaan Shenzhen Huashi Future Parking Equipment sedang mengembangkan "3D Express Coach", bus cepat tiga dimensi ini di China.
Inovasi bus canggih menggunakan energi kombinasi dari listrik dan energi matahari ini memungkinkan mobil-mobil dengan ketinggian maksimal 2 meter melewati kolong bus, ketika bus raksasa itu melaju. Berbeda dengan di China, di Jakarta moda bus-mengangkang bisa diterapkan tanpa menggunakan rel. Ruas-ruas jalan yang ada saat ini di Ibukota bisa langsung dimanfaatkan tanpa harus membangun infrastruktur baru.
Pemerintah DKI Jakarta tinggal menambah kekuatan jalan karena bobot bus itu sangat berat. Satu gerbong bus beratnya 36 ton yang membutuhkan jalan yang lebih kuat.
Biaya dan waktu pembangunan yang diperlukan sistem bus-mengangkang jauh lebih murah dibandingkan moda Mass Rapid Transit (MRT). satu gerbong bus ini bisa mengangkut hingga 350 penumpang. Bila satu rangkaian bus terdapat empat gerbong, bisa mengangkut 1.400 penumpang sekali jalan
Wah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila bus ini ada di Jakarta. Mungkin saja dapat mengurangi kemacetan. Tapi tak dapat di pungkiri jika semua keputusan ada di tangan pemerintah kota Jakarta untuk iya ataum tidak menerapkan bus canggih ini.
Harga satu gerbong bus mencapai US$5,5 juta atau sekitar Rp49 miliar dengan kurs Rp9.000. Jumlah ini jauh lebih murah dibandingkan dengan proyek mass rapid transit (MRT) yang diproyeksikan bakal menghabiskan dana Rp15 triliun.
Pembangunan infrastruktur bus hanya akan memakan waktu satu tahun. Taksiran biayanya hanya 500 juta yuan atau US$73 juta dan jika dirupiahkan hanya Rp675 miliar. Sementara untuk membangun MRT dibutuhkan waktu selama 4 tahun.
Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku belum tertarik dengan penawaran investor asal Cina terkait pembangunan infrastruktur bus 'mengangkang' ini. Menurut Asisten bidang Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Hasan Basri Saleh, pemprov DKI tidak ingin gegabah menerapkan sistem tersebut karena belum pernah ada moda transportasi massal jenis itu di Jakarta.
Yang pasti segala sesuatu yang mau diterapkan harus di kaji manfaat dan kekuranganya. Agar tidak ada penyesalan pada akhirnya, serta agar bermanfaat untuk masyarakat sampai kapanpun. Dan Semua kita kembalikan kepada pemrintah Ibu Kota. Yang pasti ditunggu masyarakat Jakarta, kapan masalah macet segara diatasi.
2 komentar:
apapun solusinya, yang pasti ditunggu warga ibu kota kapan jakarta terbebas dari kemacetan,,,
stuju bangeddd....
udah cape rasanya menjadikan macet di jakarta makanan sehari2...
Posting Komentar